Video Mesum Siswa SMPN 4 Sawah Besar, Ahok Salahkan Guru BK

hari-ini-siswi-smpn-4-pemeran-video-mesum-diperiksa-polisiVideo adegan seks SMPN 4 Sawah Besar, Jakarta Pusat yang diperankan AE (14) dan FP (13) mulai tersebar luas di masyarakat. Video tersebut awalnya tersebar di kalangan pelajar SMPN 4 tersebut. “Iya sudah beredar di kita-kita,” ujar salah satu siswi pelajar SMPN 4 yang enggan menyebutkan namanya sebagaimana ditulis Merdeka.com, Jumat, 25/10.

Hal senada juga dilontarkan oleh gerombolan siswa pria. Mereka mengaku sudah melihat video adegan seks temannya itu. “Yah dapetnya dari temen-temen juga,” katanya. Video tersebut berdurasi empat menit kurang. Video tersebut diambil di dalam ruang kelas dan direkam serta disaksikan oleh teman-temannya.

Pihak kepolisian mengaku belum menetapkan tersangka dalam kasus adegan seks pelajar SMPN 4, Sawah Besar,

Tabloid The Public

Tabloid The Public

Jakarta Pusat. Mesti telah memeriksa 17 saksi, polisi masih belum bertemu dengan pemeran di video tersebut yakni AE (14) dan FP (13). “Keduanya masih menghilang, harusnya jadwalnya hari ini diperiksa. Kita sudah titipkan surat pemanggilan kepada ketua RT,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan saat ditemui merdeka.com di ruangannya, Rabu 23/10/2013.

Tatan mengatakan pihak belum dapat menentukan unsur pidana dan pasal yang dikenakan dalam kasus tersebut. Kini, polisi masih menelusuri penyebar video tersebut. “Yang merekam sudah kita ketahui. Yang nyebarkan masih kita dalami. Untuk hukuman bisa kena undang-undang IT,” katanya.

Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai kasus pemerkosaan siswa SMP Negeri IV Jakarta, AE (16) dinilai merupakan kelalaian dari guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP). Sebab, tindak asusila tersebut dilakukan temannya sendiri di ruang kelas. “Kalau bisa nyalahin guru BP atau wali kelas, kenapa enggak bisa tau atau tidak bisa deteksi kalau siswanya ada potensi semacam itu,” ujar lelaki yang akrab dipanggil Ahok, di Balai Kota Jakarta, Kamis,  24/10/2013.

Namun, sanksi baru dapat diberikan setelah dilakukan penyelidikan terlebih dahulu atas kasus tersebut. Sebab, banyak faktor yang menyebabkan longgarnya pengawasan terhadap kegiatan siswa di sekolah. “Kita musti selidiki. Guru-guru dan kepala sekolah kan sering pulang cepat juga. Gimana ngawasinya. Kita akan kirim inspektorat untuk cek salahnya di mana. Dinas Pendidikan tentunya,” ujarnya.

 

16 pemikiran pada “Video Mesum Siswa SMPN 4 Sawah Besar, Ahok Salahkan Guru BK

  1. inilah hasil dari perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan pendidikan agama, moral, etika, serta contoh teladan yang tampil di media yang sangat mudah kita akses. kalau lembaga pendidikan saja dapat pelajarnya berlaku mesum dan divideokan lagi, dari mana mereka belajar? artinya sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak mampu lagi membendung arus demoralisasi ini, atau sekolah sendiri abai terhadap persoalan ini, atau kita sebagai bangsa tidak care lagi dengan persoalan2 moral? kalau begitu apakah kita akan menunggu kehancuran bangsa ini? lengkap sudah masalah bangsa ini hampir dari semua lapisan masyarakat. kemana lagi kita mencari contoh teladan yang baik?

    Suka

  2. nauzubillahiminzalik, ini bagaikan buah simalakama bagi pendidik zaman sekarang. ini ujian pendidik di era globalisasi. dilarang bawa hp salah, dibiarkan disalahgunakan. semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa ini.

    Suka

  3. kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak karena Pendidikan bukan hanya ada disekolah, walaupun adegan tersebut terjadi disekolah belum tentu semua akibat dari kesalahan pihak sekolah, terkadang disekolah sudah diberi pengawasan dan pengertian yang cukup akan tetapi tidak sedikit dari pihak orang tua memberi kelonggaran yang lebih kepada anaknya dan kadang orang tua tidak mengontrol si anak. jadi jangan hanya sekolah yang disudutkan, karena pendidikan bisa berjalan baik kalau pihak sekolah bisa bekerjasama yang dengan orang tua. ini adalah pukulan telak untuk semua pengelola sekolah dan para orang tua

    Suka

  4. Baik buruknya sikap, tingkah laku, watak dan karakter seorang pelajar ditentukan tidak hanya pada pihak sekolah, tetapi juga ditentukan peran orang tua dan juga lingkungan tempat tinggal.

    Suka

  5. manusia tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa, Allah saja bisa mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. jangan cepat memfonis, serahkan semua pada proses hukum. yang tua pernah muda, yang benar pernah salah, mari kita introsfeksi diri. yang terjadi jelas tidak dibenarkan, sekarang tinggal kita yang belum terjerumus, berhati-hati dalam bergaul, jangan tiru yang negatif, dekatkan diri pada yang kuasa. ambil hikmah dari kejadian ini. mereka… walaupun telah melakukan kesalahan, masih punya harapan untuk meniti masa depan, kita bantu dengan dengan spirit dan do’a agar tidak terulang lagi. songsong masa depan yang lebih bermakna.

    Suka

  6. duh,, analisis pak wagub kurang bijaksana menurutku,,, jgn langsung menyalahkan fihak sekolah pak,,, ya misal ja klo ada tindak kriminal, asusila,dll di lingkungan jakarta atau negara, rasanya tidak bijak untuk langsung menyalahkan fihak kepolisian, atau bahkan camat, bupati, wali kota, atau gubernur, wakilnya atau bahkan presiden…

    Suka

  7. Benar Bpk Soqib, kami jg setuju, bahwa ini tidak bisa satu pihak saja di salahkan. karena pendidikan itu pada dasarnya lebih banyak di lingkungan keluarga. Jadi, kalau di sekolah hanya beberapa jam saja para guru mendidik dan mengajar, apa lagi Pelajaran Agama di sekolah hanya 2 jam (KTSP)/ atau 3 Jam (kurikulum 2013). Memang selama ini apabila anak salah, maka yang disalahkan pasti gurunya, orang tidak melihat dulu bagaimana keluarganya. Karena terkadang kesibukan orang pada pekerjaannya, maka perhatian untuk anak menjadi kurang, bahkan tidak ada, hanya materil anak terus yang dibutuhi. sementara kebutuhan anak, apalagi tingkat SMP yang sudah mulai masa puber sangat banyak orang tua yang tidak respon dan memperhatikan tingkah laku dan perubahan anak itu sendiri. Maka seharusnya kita jangan terlalu cepat menyalahkan para guru ( mereka juga manusia dan punya keluarga) yang harus diurus di rumah setelah pulang sekolah.

    Suka

  8. salahin aja para pejabat…kenapa mikir korup aja pikirkan cara mengatasi moral anak-anak bangsa yg semakin rusak,,salahkan juga orang tuanya kenapa bisa punya anak macam syetan kelakuannya ….

    Suka

  9. banyak pihak yang harus berbenah diri baik orang tua, guru dan terutama siswa itu sendiri…kalau dia punya kontrol diri tak akan sampai seperti itu.

    Suka

  10. Menyalahkan guru BK adalah pendapat yang sangat picik. nasib guru BK itu dipikirkan dulu….! kurangnya dukungan sistem dan perhatian terhadap layanan bimbingan konseling pada hampir semua satuan pendidikan itu faktor utama BK tidak bisa maksimal. bayangkan guru BK non-PNS di daerah kami mendapatkan Honorarium kurang lebih 200rb saja/bulan dengan jumlah siswa lebih besar, tidak sesuai standar 150 siswa = 1 guru BK (guru BK di Indonesia ini kurang). kalo ingin membenahi moral benahi dulu faktor-faktor ini :
    1. Orang tua
    2. Keluarga
    3. Lingkungan Masyarakat
    4. Sekolah
    5. Teman
    6. Media Massa
    7. Diri sendiri

    Suka

  11. Bukan salah siapa untuk menyelesaikan masalah, tapi refleksi diri dari semua pihak termasuk Pak Wagub DKI Yang terhormat. Mari MERENUNG SEJENAK bersama-sama kenapa ini terjadi. Solusi akan ada jika VISI semua pihak diramu untuk mewujudkan tujuan mulia melalui Misi2 yang profesional dan bisa dipertanggung jawabkan. “siapkan TUNAS BANGSA yang ber TAQWA sesuai agama masing2”

    Suka

  12. Si Ahok kok cepat sekali ngambil kesimpulan sih,banyak faktor lo bro yang menyebabkan hal itu terjadi,itu kan anak2 yang masih proses belajar,orang lg belajar naik sepeda aja bisa jatuh berkali2.sedangkan yang udah terpelajar aja banyak kok yang bikin video mesum..bahkan seorang pejabat sekalipun.
    coba direnungkan dan ditelusuri faktor2 itu bisa terjadi dikalangan pelajar kita di negara republik yang ga tahu ujung pangkalnya ini.
    coba kita cermati permasalah dilingkungan sekolah aja,siswa dilarang membawa hp nanti melanggar HAM lagi ,komnas HAM marah,tegakkan disiplin diberikan sangsi suruh homat di tiang bendera orang tua nuntut ke sekolah ngadu ke komnas perlindungan anak,jadi seolah2 kenakalan pelajar itu hanya tugas guru semata,tidak ada dukungan dari orang tua,dan pemerintah,kalau sdh begtu kan guru dihadapkan ke suatu dilema,sementara kesejahteraan guru tdk diperhatikan,giliran kejadian seprti ini guru yang disalahkan,kalau seandainya saya seorang guru,pasti saya masa bodo ah terserah siswa tu bikin apa,yang penting saya ngajar tugas saya selesai,toh kalau kita bertindak layaknya seorang pendidik,menegakkan disiplin,ujung2nya kita jg yang kena.

    Suka

  13. Syukurlah komentar teman-teman dari berbagai pihak bernilai baik dan positif untuk dilaksanakan, sebab generasi muda Indonesia haruslah “sehat” baik secara jasmani maupun rohani. bagaimana pun juga peserta didik (anak-anak kita) memerlukan teladan yang benar2 bisa menjadi teladan tanpa menyalahkan satu sama lain. semoga hal ini menjadi pemicu bagi kinerja semua guru (di sekolah, di rumah maupun guru di masyarakat)

    Suka

  14. memang kalao menyalahkan orang lain itu paling gampang, tapi seharusnya sebelum menyampaikan harus di pikir dulu matang-matang. siswa melakukan seperti itu bisa jadi bukan karena kesalahan dari guru Bk atau guru lain atau kepsek. karena kita bisa tahu anak berada di sekolah berapa jam sih …atau di sekolah tsb baru berapa lama…ada faktor lain yang sangat penting untuk membentengi anak yaitu pendidikan keluarga.Termasuk didalamnya pengawasan dari orang tua dan keluarganya. kenapa anak yang seharusnya sudah di rumah tapi kok belum sampai di rumah,orang tuanya tidak mencari….mari kita semua introspeksi diri sehingga hal seperti itu tidak terjadi lagi

    Suka

Tinggalkan komentar